Monday 3 June 2019

Sayangi Bumi, Jaga atau Hancurkan?


#30HariMenulis2019_Hari_3

Jaga atau Hancurkan?

Apa arti bumi bagimu? Sekedar tempat singgah semata atau tempat di mana Kau habiskan hari-harimu dengan yang terkasih?

Taukah Kau bahwa bumi yang kau tinggali ini tak sehat lagi? Apakah kita termasuk salah satu penyumbang sampah tak terurai di bumi tercinta ini?

Berdasarkan data dari ScienceMag, jumlah produksi sampah plastik global sejak 1950 hingga 2015 cenderung selalu menunjukkan peningkatan.

Pada 1950, produksi sampah dunia ada di angka 2 juta ton per tahun. Sementara 65 tahun setelah itu, pada 2015 produksi sampah sudah ada di angka 381 juta ton per tahun. Angka ini meningkat lebih dari 190 kali lipat, dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,8 ton per tahun.

Penelitian menunjukkan betapa selalu bertambahnya sampah dengan semakin banyaknya penduduk di bumi. Jelas, semakin banyak jumlah penduduk tentu kebutuhan berbagai sandang, pangan dan papan meningkat yang berakibat pada meningkatnya residu yang ditinggalkan makhluk berakal ini.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk memulai gerakan kurangi sampah tak terurai ini?

1. Hal utama yang kita perlukan adalah niat dan tekad. Niatkan untuk keselamatan bumi kedepannya. Jika kita tidak bisa merasakannya sekarang, setidaknya anak cucu kita yang merasakannya. Tekad yang kuat pun sangat diperlukan, karena tidak semua orang sadar untuk mengurangi hasil limbahnya.

2. Mulai dari diri sendiri. Mulai dari keluarga sendiri. Apa saja yang dapat kita lakukan mengurangi limbah tersebut?

• Belanjalah dengan membawa kantong belanja sendiri.

• Kurangi pemakaian popok sekali pakai atau hentikan, ganti dengan popok kain/clodi misalnya, mengurangi limbah popok yang sulit sekali terurai.

• Gunakan sedotan stainless yang bisa dicuci pakai. Jadi saat kita makan di luar, kita tidak perlu memakai sedotan plastik, berkurang lagi satu sampah sedotan.

• Gunakan pembalut yang bisa dicuci ulang. Kalau merasa ribet mencucinya, sekarang ada menstrual cup lo. Gunanya juga menampung darah menstruasi, gampang dibersihkan dan disimpan, pastinya aman dan limbah pembalut pun berkurang banyak. Bayangkan jika 10 wanita saja mengurangi konsumsi pembalut bulanan yang biasa dipakai, berapa banyak sampah pembalut yang tak terurai itu berkurang? Apalagi jika semua wanita melakukannya, tentu lebih banyak sanpah yang tidak dihasilkan oleh kita-kita ini.

• Jika sisa barang plastik bisa didaur ulang, ayo lakukan. Sampah minuman sachet bisa dibuat jadi tas, kardus bekas mie bisa dibuat mainan untuk anak, sedotan bekas bisa dijadikan bunga sebagai hiasan. Jika kita seorang penjahit, tentu kain perca pun bisa kita buat jadi sesuatu yang menarik dan tentunya menambah pundi-pundi penghasilan.

• Jangan malu untuk membeli makanan untuk dibawa pulang dengan food container atau wadah. Jadi, kita mengurangi sampah plastik pembungkus makanan.

• Jangan pernah membuang sampah ke sungai atau aliran air lainnya. Semuanya bermuara ke laut. Bayangkan betapa terkontaminasinya laut kita. Bayangkan berapa banyak ikan yang harus mati karena ulah kita? Apakah keanekaragaman biota laut nanti hanya tinggal sejarah untuk anak cucu kita? Yuk, berdayakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Semua terlihat berat memang kalau kita tidak teguh pendirian untuk terus konsisten mengurangi limbah tak terurai yang kita hasilkan. Kadang kala terdengar cibiran orang-orang sekitar dan menganggap kita terlalu idealis. Percayalah, mereka hanya belum mengerti dan menyadari betapa berharganya bumi ini. Bumi yang bersih, air yang tetap lancar dan jernih, hutan yang menghijau serta udara yang segar semoga tidak musnah karena keteledoran makhluk yang berperan sebagai khalifah suatu hari nanti.

Total kata : 522 kata.






0 komentar:

Post a Comment