Monday 7 April 2014

Aplikasi Teori Konseptual Calista Roy


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam ke pangkuan nabi Muhammad S.A.W, alhamdulillah tugas mandiri blok 3 modul 1 telah kami selesaikan. Tugas ini berisi rangkuman materi “ Perspektif dan Konsep Dasar Keperawatan: Aplikasi Teori Konseptual Roy” yang telah kami pelajari dalam blok 2 modul 1 ini.
Kami berharap laporan mandiri ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kami menyadari dalam menyusun laporan mandiri ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan mandiri ini nantinya.


Banda Aceh, November 2013

                                                                                      Penyusun                           






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................      I
DAFTAR ISI......................................................................................................      ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................      1
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Aplikasi Teori Konseptual Roy
1.      Pengkajian ........................................................................................      2
A.    Pengkajian Perilaku.....................................................................      2
B.     Pengkajian Stimulus....................................................................      5
2.      Diagnosa Keperawatan.....................................................................      6
3.      Rencana Tindakan.............................................................................      8
4.      Implementasi/Intervensi Keperawatan..............................................      8
5.      Evaluasi.............................................................................................      12
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan...................................................................................................      17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................      18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Keperawatan merupakan suatu tindakan caring yang dilakukan terhadap pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien sudah seharusnya sesuai konsep yang dikemukakan para ahli untuk menghindari malpraktik  atau neglected. Salah satu teori konseptual yang digunakan dalan asuhan keperawatan adalah teori dari Sister Calista Roy. Inti dari teori ini adalah manusia sebagai sistem terbuka yang adaptif yang selalu beradaptasi terhadap stimulus yang ada. Perawat diharapkan dapat mengaplikasikan teori ini sesuai dengan kondisi pasien dan pasien mampu beradaptasi sebagaimana mestinya.












BAB II
PEMBAHASAN
Aplikasi Teori Konseptual Sister Calista Roy
Teori Model adaptasi Roy menuntun perawat mengaplikasikan Proses keperawatan. Element Proses keperawatan menurut Roy meliputi: Pengkajian Perilaku, Pengkajian stimulus, Diagnosa keperawatan, Rumusan Tujuan, Intervensi dan Evaluasi.
1.            Pengkajian
A.    Pengkajian Perilaku
Pengkajian perilaku (Behavior Assessment) merupakan tuntunan bagi perawat untuk mengatahui respon pada manusia sebagai sistim adaptive. Data spesifik dikumpulkan oleh perawat melalui proses Observasi, pemeriksaan dan keahlian wawancara. “Faktor yang yang mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetik, jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi sosial, mekanisme koping dan gaya hidup, stress fisik dan emosi, budaya, lingkungan fisik” (Martinez yang dikutip oleh Nursalam, 2003)
1).     Pengakajian Fisiologis.
Ada 9 (Sembilan) perilaku Respon Fisiologis yang menjadi perhatian pengkajian perawat yaitu:
a.       Oksigenasi: menggambarkan pola penggunaan oksigen berhubungan dengan respirasi dan sirkulasi.
b.      Nutrsisi: menggambarkan pola penggunaan nutrisi untuk memperbaiki kondisi tubuh dan perkembangan.
c.       Eliminasi: menggambarkan Pola eliminasi.
d.      Aktivitas dan istirahat: mengambarkan pola aktivitas, latihan, istirahat dan tidur.
e.       Intergritas kulit: mengambarkan pola fisiologis kulit.
f.       Rasa/senses: menggambarkan fungsi sensoris perceptual berhubungan dengan panca indra.
g.      Cairan dan elektrolit: menggambarkan pola fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit.
h.      Fungsi Neurologis: menggambarkan pola kontrol neurologis, pengaturan dan intelektual.
i.        Fungsi endokrin: menggambarkan pola kontrol dan pengaturan termasuk respon stress dan system reproduksi.

2).      Pengkajian Konsep diri.
Pengkajian Konsep diri: menggambarkan atau mengidentifikasi tentang pola nilai, kepercayaan emosi yang berhubungan dengan Ide diri sendiri. Perhatian ditujukan pada keadaa diri sendiri tentang fisik, individual dan moral-etik.
3).      Pengkajian Fungsi Peran.
Pengkajian Fungsi peran (sosial): menggambarkan atau mengidentifikasi tentang pola interaksi sosial seseorang berhubungan dengan orang lain akibat dari peran ganda.
4).      Pengkajian Interdependensi.
Pengkajian Interdependensi: menggambarkan atau Mengidentifikasi pola nilai menusia, kehangatan, cinta dan memiliki. Proses tersebut terjadi melalui hubungan interpersonal terhadap individu maupun kelompok.
Pengkajian pasien dari tiap empat model adaptif dilaksanakan dengan pendekatan sistimatis dan holistic. Pengkajian itu diklarifikasikan, difokuskan oleh perawat atau Tim keperawatan sebagai data dasar untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Secara ideal, keseluruhan  data pasien tersebut saling berhubungan dan pengkajian keperawatan dicatat dalam format empat model adaptif keperawatan dan dapat dimengerti sebagai masukan data bagi tim asuhan keperawatan yang terlibat pada pasien. Dibutuhkan Keahlian dalam praktek keperawatan kaitannya dengan skill pengkajian perilaku dan pengetahuan membandingkan kriteria evaluasi spesifik respon perilaku manusia bahwa adaptif atau inefektif (maladaptif). Data dikelompokkan dalam: data subjektif, objektif dan data pengukuran/pemeriksaan fisik. Perilaku yang ditemukan dapat bervariasi dari apa yang diharapkan, mewakili semua respon baik efektif maupun maladaptif. Roy sudah mengidentifikasikan sejumlah respon yang berkaitan dengan aktivitas Subsistim regulator dan Subsistem Kognator yang tidak efektif, seperti pada tabel berikut :




Table 1:  Indikasi Kesulitan Adaptasi
Gejala berat dari aktivitas Regulator :
         Peningkatan deyut jantung dan tekanan darah.
         Tegang.
         Hilang nafsu makan.
         Peningkatan  kortisol serum
Gejala Inefektiv dari Kognator :
            Gangguan persepsi/ proses informasi.
            Pembelajaran inefektif.
            Tidak mampu membuat justifikasi.
            Afektive tidak sesuai.
B.          Pengkajian Stimulus.
Setelah pengkajian perilaku, perawat menganalisis data-data yang muncul ke dalam pola perilaku pasien (empat model respon perilaku) untuk mengidentifikasi respon-respon inefektif atau respon-respon adaptif yang perlu didukung oleh perawat untuk dipertahankan. Ketika perilaku inefektif atau perilaku adaptif yang memerlukan dukungan perawat, perawat membuat pengkajian tentang stimulus internal dan ekternal yang mungkin mempengaruhi perilaku. Dalam fase pengkajian ini perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontektual dan residual yang dimiliki pasien. Proses ini mengklarifikasi penyebab dari masalah dan mengidentifikasi factor-faktor kontektual (faktor presipitasi) dan residual (factor Predisposisi) yang berhubungan erat dengan penyebab.

a.         Identifikasi stimulus fokal
Stimuli fokal merupakan perubahan perilaku yang dapat diobservasi. Perawat dapat melakukan pengkajian dengan menggunakan pengkajian perilaku, yaitu: keterampilan melakukan observasi, pengukuran dan wawancara.
b.         Identifikasi stimulus kontekstual
Stimulus kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab terjadinya perilaku atau presipitasi oleh stimulus fokal. Stimulus kontekstual dapat diidentifikasi oleh perawat  melalui observasi, pengukuran, wawancara dan validasi.
       Faktor kontekstual yang mempengaruhi mode adaptif adalah genetik, seks, tahap perkembangan, obat, alkohol, tembakau, konsep diri, peran fungsi, interdependensi, pola interaksi sosial, koping mekanisme, stress emosi dan fisik religi dan lingkungan fisik.
c.         Identifikasi stimulus residual
       Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu. Beberapa faktor dalam pengalaman masa lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana keadaan saat ini. Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan memberikan efek pada situasi sekarang.
3.      Diagnosa Keperawatan
Rumusan Diagnosa Keperawatan adalah  problem (P), Etiologi (E), Sinthom/karakteristik data (S). Roy menjelaskan ada tiga metode merumuskan diagnosa keperawatan.
1)      Metode Pertama
Menggunakan satu tipologi diagnosa yang berhubungan dengan 4 (empat) cara penyesuaian diri (adaptasi). Penerapan metode ini ialah dengan cara mengidentifikasi perilaku empat model adaptasi, perilaku adaptasi yang ditemukan disimpulkan menjadi respon adaptasi. Respon tersebut digunakan sebagai pernyataan Masalah keperawatan. Misalnya: inadekuat pertukuran gas.(masalah fisiologis) datanya ialah; sesak kalau beraktivitas, bingung/agitasi, bernafas dengan bibir dimoncongkan, sianosis.  Konstipasi (masalah fisiplogis eliminasi) datanya: sakit perut, nyeri waktu defikasi, perubahan pola BAB, Kehilangan (masalah konsep diri) datanya: diam, kadang-kadang menangis, kegagalan peran (masalah fungsi peran).
2)      Metode Kedua
Membuat diagnosa keperawatan berdasarkan hasil observasi respon dalam satu cara penyesuaian diri dengan memperhatikan stimulus yang sangat berpengaruh. Metode ini caranya ialah menilai perilaku respon dari satu cara penyesuaian diri, respon perilaku tersebut dinyatakan sebagai statemen masalah. Sedangkan penyebab adalah hasil pengkajian tentang stimulus. Stimulus tersebut dinyakatan sebagai penyebab masalah. Misalnya: Nyeri dada yang disebabkan oleh kurangnya suplai oksigen ke otot jantung.
3)      Metode Ketiga
Merupakan kumpulan respon-respon dari satu atau lebih cara (mode Adaptive) berhubungan dengan beberapa stimulus yang sama. Misalnya pasien mengeluh nyeri dada saat beraktivitas (olah raga) sedangkan pasien adalah atlit senam. Sebagai pesenam pasien tidak mampu melakukan senam. Keadaan ini disimpulkan diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kegagalan peran berkaitan dengan keterbatan fisik. Pasien tidak mampu untuk bekerja melaksanakan perannya.
4.      Rencana Tindakan
Rencana tindakan keperawatan ialah perencanaan yang bertujuan untuk mengatasi/memanipulasi stimulus fokal kontektual dan residual, Pelaksanaan juga difokus pada besarnya ketidakmampuan koping manusia atau tingkat adaptasi, begitu juga hilangnya seluruh stimulus dan manusia dalam kemampuan untuk beradaptasi. Perawat merencanakan tindakan keperawatan spesifik terhadap gangguan atau stimulus yang dialami. Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif. Intervensi  ditujukan pada peningkatan kemampuan koping secara luas. Tindakan diarahkan pada subsistim regulator (proses fisiologis/biologis) dan kognator (proses pikir. Misalnya: persepesi, pengetahuan, pembelajaran).
5. Implementasi/Intervensi Keperawatan
Suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi fokal, kontekstual, residual. Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulasi secara keseluruhan dapat terjadi pada klien.
Tujuan adalah harapan perilaku akhir dari manusia yang dicapai. Itu  dicatat merupakan indikasi perilaku dari perkembangan adaptasi masalah pasien. Pernyataan masalah meliputi perilaku. Pernyataan tujuan meliputi: perilaku, perubahan yang diharapkan dan waktu. Tujuan jangka panjang menggambarkan perkembangan individu, dan proses adaptasi terhadap masalah danm tersedianya energi untuk tujuan lain (kelangsungan hidup, tumbuh, dan reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi hasil perilaku pasien setelah manajemen stimulus fokal dan kontektual. Juga keadaan perilaku pasien itu indikasi koping dari sub sistim regulator dan kognator.
Tabel 2: Kriteria Standar Intervensi Keperawatan Menurut Teori Adaptasi Roy
STANDAR TINDAKAN GANGGUAN FISIOLOGIS
§  Memenuhi kebutuhan Oksigen.
Kriteria:
1.   menyiapkan tabung oksigen dan flow meter.
2.   menyiapkan hemodifier berisi air.
3.   menyiapkan slang nasal dan masker.
4.   memberikan penjelasan pada pasien.
5.   mengatur posisi pasien.
6.   memasang slang nasal dan masker.
7.   memperhatikan reaksi pasien.

§  Memenuhi kebutuhan Nutrisi:
Kriteria
1.   menyiapkan peralatan dalam dressing car.
2.   menyiapkan cairan infus/makanan/darah.
3.   memberikan penjelasan pada pasien.
4.   mencocokan jenis cairan/darah/diet makanan
5.   mengatur posisi pasien.
6.   melakukan pemasangan infus/darah/makana
§  Memenuhi kebutuhan Eliminasi
Kriteria:
1.   menyiapkan alat pemberian hukmah/gliserin, dulkolac & peralatan pemasangan kateter
2.   memperhatikan suhu cairan/ukuran kateter
3.   menutup dan memasang selimut.
4.   mengobservasi keadaan feses dan uerine.
5.   Mengobservasi rekasi pasien.
§  Memenuhi kebutuihan aktivitas dan Istirahat/tidur.
Kriteria:
1.  melakukan latihan gerak pada pasien tidak sadar.
2.  melakukan mobilisasi pad pasien pasca operasi.
3.  mengatur posisi yg nyama pada pasien.
4.  menjaga kebersihan lingkungan.
5.  Mengopservasi reaksi pasien.

Memenuhi kebutuhan Intergritas kulit (kebersihan dan kenyamanan fisik)
Kriteria
1.  memandikna pasien yang tidak sadar/ kondisinya lemah.
2.  mengganti alat-alat tenun sesuai kebutuhan/ kotor.
3.  Merapikan alat-alat pasien.

§  Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologsi
Kriteria:
1.  Mengobservasi tanda-tanda vital sesuai kebutuhan.
2.  Melakukan tes alergi pada pemberian obat baru.
3.  Mengobservasi reaksi pasien.
STANDAR TINDAKAN GANGGUAN KONSEP DIRI
§  Memenuhi kebutuhan emosional dan spiritual.
Kriteria:
1.   Melaksanakan Orientasi pada pasien baru.
2.   Memberikan penjelasan tentang tibndakan yang kan dilakukan.
3.   Memberikan penjelasan dangan bahasa sederhana.
4.   Memperhatikan setiap keluhan pasien.
5.   memotivasi pasien untuk berdoa.
6.   membantu pasien beribadah.
7.   memperhatikan pesan-pesan pasien.
STANDAR TINDAKAN PADA GANGGUAN PERAN
1.   Menyakinkan kepada pasien bahwa dia adalah tetap sebagai individu yang berguna bagi keluarga dan msayarakat.
2.       Mendukung upaya kegiatan atau kreativitas pasien.
3.       Melibatkan pasien dalam setiap kegiatan, terutama dalam pengobatan dirinya.
4.       Melibatkan pasien dalam setiap mengambil keputusan menyangkut diri pasien.
5.       Bersifat terbuka dan komunikatif pada pasien.
6.   Mengijinkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada  pasien
7.   Perawat dan keluarga selalu memberikan pujian atas sikap pasien yang dilakukan secara benar dalam perawatan.
8.   Perawat dan keluarga selalu bersikap halus dan meneriman jika ada sikap yang negatif dari klien.

STANDAR TINDAKAN PADA GANGGUAN INTERDEPENSI
1.   Membantu pasien memenuhi kebutuhan makan dan minum.
2.   Membantu pasien memenuhi kebutuhan eliminasi.
3.   Membantu pasien memenuhi kebutuhan kebesihan diri (mandi).
4.   Membantu pasien untuk berhias atau berdandan.
6.      Evaluasi
Proses keperawatan diselesaikan/dilengkapi dengan fase evaluasi. Perilaku tujuan  dibandingkan dengan respon-respon perilaku yang dihasilkan, dan bagaimana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperaweatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan. Perawat memperbaiki tujuan dan intervensi setelah hasil evaluasi ditetapkan. Penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1.      Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan proses keperawatan.
2.      Elemen dalam proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa, perancanaan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan proses keperawatan secara umum.



DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. (2002) . Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S., J. (2010) . Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Nursalam. (2010). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Professional
Potter, P, A,. Perry, A., G. (2010) . Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:EGC




0 komentar:

Post a Comment