A.
Promosi kesehatan
1.
Pengertian promosi kesehatan
Promosi kesehatan adalah segala
bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, danorganisasi, yang dirancang untuk memudahkan
perubahanperilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan (lawrence green,
1984).
Promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka ( who,1984).
Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam
mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat,
seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi,
mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan ( piagam
ottawwa, 1986 ).
Menurut level dan
clark magatakan adanya 5 tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif kesehatan
masyarakat yait :
a.
Health
promotion ( peningkatan promosi kesehatan )
b.
Specifik
protection ( perlindungan khusus melalui imunisasi )
c.
Early
diagnosis and prompt treatment ( diagnosis dini dan pengobatan segera )
d.
Disability
limitation ( membatasi atau mengurangi terjadinya kecacatan )
e.
Rehabilitation
( pemulihan )
2.
Tujuan
a.
Meningkatkan
pengetahuan, dan atau sikap masyarakat, peningkatan prilaku masyarakat dan
peningkatan status kesehatan.
b.
Memampukan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka.
c.
Menciptakan suatu keadaan, yakni
perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Agar tujuan dapat tercapai dan
dijalankan sesuai keinginan, penetapan tujuan harus memenuhi syarat : specifik,
measurable, appropriate, reansonable, time bound, dan dinyatakan dalam bentuk
performance, bukan effort.
3. Alasan
menggunakan promosi kesehatan
a. Mencegah
timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain
b. Menanggulangi
penyakit dan masalah kesehatan lain
c. Memanfaatkan
pelayanan kesehatan’
d. Mengembangkan
dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat
4.
Strategi promosi kesehatan
Strategi komunikasi kesehatan merupakan teknik atau cara
untuk mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara
berhasil dan dan berdaya guna ( notoatmojo, 2010 )
Berdasarkan rumusan who ( 1994 ), strategi promosi kesehatan
secara global terdiri dari 3 hal yaitu :
a. Advokasi (advocacy)
Agar
pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan.
b. Dukungan sosial ( social support )
Agar
kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat.
c. Pemberdayaan masyarakat (
empowerment )
Agar
masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya.
Strategi
promkes (piagam ottawa, 1986) ada 5 yaitu :
a. Kebijakan berwawasan kesehatan
b. Lingkungan yang mendukung
c. Reorientasi pelayanan kesehatan
d. Keterampilan individu
e. Gerakan masyarakat
5.
Media
promosi kesehatan
Media
promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan. Alat bantu
pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan
bahan pendidikan/pengajaran.
Tujuan
media kesehatan :
a. Menimbulkan
minat sasaran pendidikan.
b. Mempermudah
penyampaian informasi.
c. Menghindari
kesalahan persepsi.
d. Dapat
menperjelas informasi.
e. Mempermudah
pengertian .
f. Mengurangi
komunikasi yang verbalistik.
g. Dapat
menampilkan objek yang tidak bisa di tangkap dengan mata.
h. Memperlancar
komunikasi.
Penggolongan media :
a.
Media
cetak
Media cetak sebagai
alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi, antara lain:
1) Booklet,
yaitu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik
serupa tulisan maupun gambar.
2) Leaflet,
ialah bentuk penyampainan informasi melalui lembaran yang dilipat. Isi berupa
dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
3) Flyer
(selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak tidak berlipat.
4) Flif
chart (lembar balik)
5) Rubric
atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan,
atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
6) Poster
adalah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan, dapat di
tempel di mana saja.
7) Foto
yang mengungkapkan informasi kesehatan.
b.
Media
elektronik
Media elektronik
sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kesehatan
berbeda-beda jenisnya, antara lain:
1) Televisi
2) Radio
3) Video
4) Slide
5) Film
strip
c.
Media
papan (billboard)
Papan yang
dipasang di tempat-tempat umum dapat
diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan di
sini juga mencakup pesan-pesan yang di tulis pada lembaran seng yang di tempel
pada kendaraan-kendaraan umum.
6.
Metode
promosi kesehatan
a. Metode
pendidikan individual
Dalam
promosi kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual digunakan untuk
membina prilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi.
b. Metode
pendidikan kelompok
1) Kelompok
besar. Adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang
baik untuk kelompok besar ini yaitu ceramah dan seminar.
2) Kelompok
kecil. Adalah apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang. Metode-metode
yang cocok untuk kelompo kecil ini yaitu diskus kelompok, curah pendapat(brain
storming), bola salju, kelompok-kelompok kecil, role play, dan permainan
simulasi.
c. Metode
pendidikan massa
Pendekatan
ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu
inovasi awareness, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan
perilaku. Metode-metode yang cocok yaitu ceramah umum, pidato/diskusi melalui
media elektronik, simulasi, sinetron,majalah, dan billboard.
B.
Komunikasi
kesehatan
1.
Pengertian
Komunikasi adalah usaha yang sistematis
untuk mempengaruhi secara positif prilaku kesehatan masyarakat, dengan
menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi,baik menggunakan komunikasi
interpersonal maupun komunikasi massa. (s. Notoatmodjo,2007;74).
2.
Tujuan
Tujuan
utama dari komunikasi kesehatan ini adalah untuk perubahan prilaku kesehatan
pada sasaran kea rah yang lebih kondusif sehingga dimungkinkan terjadinya
peningkatan status kesehatan sebaga dampak (impact) dari program komunikasi
kesehatan. Namun tujuan dapat terbagi dua, diantranya:
a. Tujuan
strategis
1) Relay
information yaitu meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak
lain secara berangkai.
2) Enable
informed decision making yauitu memberikan informasi akurat untuk memeungkinkan
pengambilan keputusan.
3) Promote
healthy behaviors yaitu informasi untuk memperkenalkan hidup sehat
4) Promote
peer information exchange and emotional support yaitu mendukung pertukaran
informasi pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi
kesehatan.
5) Promote
self-care yaitu memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri
6) Manage
demand for health services yaitu memelihara permintaan layanan kesehatan.
b. Tujuan
praktis
Menurut taibi kahler (kahler
communications), wasington, d.c. course procces communication, 2003, sebenarnya
secara praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat:
1) Meningkatkan
pengetahuan.
2) Meningkatkan
kemampuan dan keterampilan berkomunikasi yang efektif.
3) Membentuk
sikap dan prilaku berkomunikasi.
3.
Manfaat
a. Meningkatkan
kesedaran tentang resiko dan solusi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat
b. Memberikan
motvasi agar masyarakat dapat mengembangkan keterampilan untuk mengurangi
resiko tersebut
c. Mencegah
enyakit dalam satu wilayah tertentu
4.
Penerapan
dan ruang lingkup komunikasi kesehatan
a. Komunikasi
Menurut
george a miller (1951) menyatakan bahwa “komunikasi berarti bahwa suatu proses
informasi yang disampaikan dari satu tempat tertentu ke tempat yang lain”.
Definisi ini menekankan pada ide, bahwa
Suatu informasi
disampaikan dari satu poin ke poin yang lain, seperti halnya terjadi pada dua
orang yang sedang berbicara melalui pesawat telepon atau ketika suatu berita
dari suatu negara disampaikan ke negara
lain melalui satelit.
b. Komunikasi
antar-manusia(human communication)
Komunikasi
antar-manusia merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok dan antar-kelompok manusia. Factor
yang membedakan komunikasi antar-manusia dengan jenis komunikasi lainnya adalah
digunakannya symbol-simbol dan “bahasa”.
Cronkhite (1967)
menyatakan bahwa komunikasi antar-manusia terjadi ketika individu merespon
symbol-simbol tertentu dengan menggunakan bahasa.
c. Komunikasi
kesehatan
Komunikasi
kesehatan merupakan salah satu bentuk komunikasi antar-manusia. Komunikasi
kesehatan adalah bagian dari komunikasi antar-manusia yang berfokus pada bagaimana seorang individu
dalam suatu kelompok/masyarakat menghadapi isu-isu yang berhubungan denga
kesehatan serta berupaya untuk memelihara kesehatannya (northouse and
northouse, 1985)
5.
Sasaran promosi kesehatan
a. Individu
dan keluarga
b. Tatanan
sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat umum
c. Organisasi
kemasyarakatan atau organisasi profesi atau lsm dan media massa
d. Program
atau petugas kesehatan
e. Lembaga
pemerintah lintas sektor
C.
Model
komunikasi kesehatan
a.
Model shanon-weaver
Dalam model ini komunikasi di
pandandang sebagai system dimna sumberinformasi memelih informasi yang di
rumuskan menjadi pesan dan selanjutnya pesan ini di kirim dengan isyarat
melalui saluran kepada penerima kemudia penerima menerjemahkan pesan tersebut
dan mengirimkannya ketempat tujuan . Ciri utama dari model ini adalah konsep
noise atau “penggangu” yakni factor- factor yang mempengaruhi atau menghambat
pesan-pesan yang di sampaikan sepanjang saluran komunikasi , dari sumber
informasi ketempat tujuan(destination). Noise terutama dalam komunikasi jarak
jauh dapat berbuntuk hambatan atau gangguan kebisingan,distorsi atau misinterpretasi
yang bersifat siskologis,yang dapat mengubah makna atau arti pesan pada saat di
sampaikan. Salah satu kekuatan dari model ini,yakni dapat menjelaskan auatu
proses penyampaiaan informasi dari sumber ke tempat tujuan secara
rinci.sedangkan kelemahannya adalah kurang dapat menjelaskan bagaimana hubungan
“transaksional” (timbale balik) antara sumber informasi dan penerima.model ini
hanya mampu menggambarkan proses penyampaian informasi satu arah (one way even)
sedangkan, komunikasi yang terjadi antara manusia seharusnya berlansung secara
dua arah (two way event) contoh aplikasi model ini adalah ketika proses
komunikasi berlansung antara “perat” dengan “pasien”nya dimana perawat
berprilaku aktif sedangkan pasien dalam keadaan pasif atau sebagai bersifat sebagai
pendengar saja.
b. Model
smclr
model ini menampilkan 4 variabel dalam
komunikasi yakni sumber pesan saluran dan penerima model smcr melihat proses
komunikasi berlansung berdasarkan keterampilan sikap pengetahuan dan latar
belakang budaya yang berbeda dari sumber informasi sementara itu ,pesan yang
disampaikan biasannya mengandung elemen-elemen tertentu, seperti struktur, isi
dan kode-kode yang unik. Pesan tersebut ditransfer melalui saluran yang
melibatkan pendengaran, penglihatan, sentuhan, bau dan rasa. Kemudian penerima
menginterpretasikan pesan tersebut, juga didasarkan pada keterampilan, sikap
pengetahuan dan latar belakang sosial budaya yang berbeda, sehingga sering kali
terjadi salah interpretasi dalam proses komunikasi salah satu kekuatan dari
model ini adalah komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang dinamis, bukan
sebagai peristiwa yang statis. Sedangkan kekurangan dari model ini adalah tidak
adanya mekanisme “umpan balik” dalam proses tersebut. Apabila model ini
diaplikasikan dalam komunikasi kesehatan maka model ini tidak mampu menjelaskan
betapa banyak factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi antara
petugas kesehatan dengan klien yang memiliki latar belakang keterampilan dan
sosial budaya berbeda. Mekanisme umpan balik diperlukan agar proses komunikasi
menjadi lebih dinamis dan dapat menghin dari miss-interpretasi kedua belah
pihak.
c. Speech
communication model
model ini pertama kali dikembangkan oleh
miller (1972) yang melibatkan proses komunikasi terdiri dari tiga variable,
yakni pembicara, pendengar dan umpan balik. Dalam hal ini pembicara
menyampaikan pesan(informasi) berdasarkan sikat tertentu, sedangkan pendengar
menginterpretasikan alas an tersebut berdasarkan sikap yang berbeda. Kemudian,
pendengar memberikan umpan balik (positif atau negative) kepada pembicara.
Model ini tampak sangat sederhana untuk menjelaskan proses komunikasi yang
kompleks dalam realitas, namun sangat mudah dipahami untuk menjelaskan
komunikasi antar manusia.
D. Pesan
verbal dan nonverbal
1. Komunikasi
verbal
Komunikasi verbal mencakup beberapa aspek yaitu :
a.
Vocabulary
( pembendaharaan kata ). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan
dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu kata menjadi penting dalam
berkomunikasi.
b.
Racing
( kecepatan ). Komunikasi akan lebih efektif bila kecepatan bicara dapat diatur
dengan baik, tidak terlalu cepat atau lambat.
c.
Intonasi
suara. Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Itonasi suara
yang tidak profesional merupakan hambatab dalam berkomunikasi.
d.
Humor
: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan ( 1989 ), memberi catatan
bahwa dengan tertawa dapat membabtu menghilangkan stress.
e.
Singjat
dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok pembahasannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f.
Timing
( waktu yang tepat ) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
komunikasi akan berarti bila seseorang bersedia dalam berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.
2. Komunikasi
non verbal
Adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non
verbal memberi arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk dalam komunikasi non
verbal adalah :
a.
Ekspresi
wajah : wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi
wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b.
Kontak
mata : merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan adanya kontak mata
selam berintraksi berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan
bicaranya dengan kemauan utuk memperhatikan bukan hanya endengarkan.
c.
Sentuhan
: bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari
pada komuikasi verbal.
d.
Postur
tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi wajahnya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan
emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e.
Sound
( suara ). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan jufa salah satu ungkaspan
perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi.
f.
Gerak
isyarat, adalah yang me pertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai
bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukkan kaki atau menggerakkan
tangan selama berbicara.
3. Memahami
simbol pesan komunikasi non verbal
a. Kinesik
Kinesik adalah pesan non verbal yang
diimplementasikan dalam bentuk bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Dalam
pengalihan informasi mengenai kesehatan, para penyuluh tidak hanya menggunakan
kata-kata secara verbal tetapi juga memperkuat pesan-pesan itu dengan bahasa
isyarat untuk mengatakan suatu penyakit berbahaya, obat yang mujarab, cara mengaduk
obat dan lain sebagainya. Jenis kinestik : gestures, ekspresi wajah, bersalaman,
kontak mata.
b. Proksemik
Ruang lingkup
bahasa non verbal berikutnya adalah proksemik, yaitu bahasa non verbal yang
ditunjukkan oleh “ruang” dan “jarak” antara individu dengan orang lain ketika
berkomunikasi atau antara individu dengan objek.
Proksemik ini sendiri terbagi menjadi
tiga, yaitu:
1) Proksemik
jarak; merupakan bahasa jarak sebagai simbol komunikasi yang paling sensitif.
Umumnya, jarak fisik dengan orang lain menunjukkan pula kedekatan sosial dan
psikologis dengan lawan bicara. Misalnya, jarak intim, jarak pribadi, jarak
sosial, dan jarak publik. Makin dekat jarak fisik seseorang ketika
berkomunikasi, maka lawan bicara tersebut dianggap makin dekat secara psikologis
maupun sosial dengan si pembicara, begitu pula sebaliknya (liliweri, 2008, p.
111)
2) Proksemik
ruang; dalam kasus proksemik ruang, berikut beberapa contoh dimana kita dapat
menginterpretasikan makna terhadapnya, yakni:ukuran ruang, hawa atau udara dalam
ruang, warna, pencahayaan, jangkauan ruang
3) Proksemik
waktu; kronemik merupakan penggunaan waktu untuk berkomunikasi secara non
verbal. Sebagaimana biasa para bawahan harus menunggu kedatangan pemimpin atau
dalam pertemuan, bawahan diharuskan tiba mendahului atasan mereka. Waktu
menggambarkan sebuah peristiwa yang dapat memberikan makna tertentu, maksud dan
tujuan tertentu.
c. Haptik
Haptik
sering kali disebut zero proxemics, artinya tidak ada lagi
jarak di antara dua orang ketika berkomunikasi. Atas dasar itulah maka ada ahli
komunikasi non verbal yang mengatakan haptik itu sama dengan menepuk-nepuk,
meraba-raba, memegang, mengelus dan mencubit. Haptik mengomunikasikan relasi
anda dengan seseorang. Liliweri (2008) menjelaskan bahwa, haptik ditentukan
oleh tiga faktor yaitu : derajat atraksi dan kesukaan., derajat kekeluargaan/
kekerabatan, kekuasaan dan status.
4. Paralinguistik
Paralinguistik meliputi setiap
penggunaan suara sehingga bermanfaat jika hendak menginterpretasikan simbol
verbal. Sebagai contoh, orang-orang muang thai merupakan orang yang rendah
hati, mirip dengan orang jawa yang tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara
yang keras. Mengeritik orang lain biasanya tidak diungkapkan secara langsung
tetapi dengan anekdot. Ini berbeda dengan orang batak dan timor yang
mengungkapkan segala sesuatu dengan suara keras (liliweri, 2008, p. 114)
5. Artifak
Artifak
disini tidak dimaksudkan dengan artifak dalam studi arkeologi. Kita memahami
artifak dalam komunikasi non verbal dengan berbagai benda material di sekitar
kita, lalu bagaimana cara benda-benda itu digunakan untuk menampilkan pesan
tatkala dipergunakan. Sepeda motor, mobil, kulkas, pakaian, televisi, komputer
mungkin sekedar benda. Namun dalam situasi sosial tertentu, benda-benda itu
memberikan pesan kepada orang lain. Status sosial seseorang dapat diduga dari
pakaian atau mobil yang mereka gunakan. Makin mahal mobil yang mereka pakai,
maka makin tinggi status sosial orang itu (liliweri, 2008, p. 114)
6. Logo
dan warna
kreasi para perancang untuk menciptaka
logo dalam penyuluhan merupakan karya komunikasi bisnis, namun model kerja ini
dapat ditiru dalam konunikasi kesehatan. Biasanya logo dirancang untuk
dijadikan simbol dari suatu karya organisasi atau produk dari suatu organisasi,
terutama bagi organisasi swasta. Bentuk logo umumnya berukuran kecil dengan
pilihan bentuk, warna dan huruf yang megandung visi dan misi organisasi
(liliweri, 2008, p. 114-115)
7. Tampilan
fisik tubuh
Seringkali
anda mempunyai kesan tertentu terhadap tampilan fisik tubuh dari lawan bicara.
Kita sering menilai seseorang mulai dari warna kulitnya, tipe tubuh (atletis,
kurus, ceking, bungkuk, gemuk, gendut dan lain-lain). Tipe tubuh ini merupakan
cap atau warna yang diberikan kepada orang itu. Salah satu keutamaan pesan atau
informasi kesehatan adalah persuasif, artinya bagaimana kita merancang pesan
sedemikian rupa sehingga mampu memengaruhi orang lain agar mereka dapat
mengetahui informasi, menikmati informasi, memutuskan untuk membeli atau
menolak produk bisnis yang disebarluaskan oleh sumber informasi (liliweri,
2008, p. 116)
4. Memahami
simbol pesan komunikasi verbal
a.
Penggunaan bahasa secara pragmatis
Haruslah
disadari bahwa ada perbedaan penggunaan bahasa tulisan dan bahasa lisan.
Perbedaan itu menampak pada aspek “kepraktisan” semata-mata. Artinya, orang
tidak terbiasa berbahasa lisan dengan mengikuti semua aturan tata bahasa
indonesia. Bagi kita, dalam komunikasi adalah membuat orang lain cepat mengerti
yang dalam istilah komunikasi, memberikan makna yang sama atas apa yang sama
atas apa yang kita ucapkan. Inilah aspek pragmatis suatu bahasa. (liliweri,
2007; 118)
Seorang
komunikator kesehatan hendaklah memerhatikan kebiasaan dan kepraktisan bahasa
di kalangan ibu-ibu desa yang berkunjung ke puskesmas, bapak-bapak nelayan di
pantai, para gadis di pasar umum, orang-orang yang berada dalam perjalanan, dan
lain-lain. Kadang-kadang kelompok-kelompok ini menggunakan “jargon” secara
khusus yang hanya dimengerti oleh kalangan mereka. (liliweri, 2007; 118)
b. Variasi
berbahasa
1) Dialok
Dialek merupakan
variasi penggunaan bahasa di suatu daerah bahasa.
2) Aksen
Aksen menunjukkan
kekhasan tekanan dalam ucapan bahasa lisan.
3) Jargon
Jargon adalah sebuah
unit kata-kata atau istilah yang dipertukarkan oleh mereka yang sama profesi
atau pengalamannya.
4) Argot
Argot adalah bahasa
khusus yang digunakan oleh suatu kelompok tertentu untuk mendefenisiskan
batas-batas kelompok mereka dengan orang lain.
c. Berbahasa
pada saat yang tepat
Menurut liliweri (2007;
120-123) dalam berkomunikasi, terutama dalam situasi antar budaya, ada beberapa
perbedaan yang perlu diperhatikan. Menurut ohoiwutun (1997;99-107) dalam
liliweri (2007; 120-123) anda harus memperhatikan:
1) Kapan
orang berbicara
2) Apa
yang dikatakan
3) Kecepatan
dan jeda berbicara
4) Hal
yang perlu diperhatikan
5) Intonasi
6) Gaya
kaku atau puitis
7) Bahasa
tidak langsung
d. Struktur
pesan
Struktur pesan
ditunjukkan dengan :
1) Pola
penyimpulan (tersirat atau tersurat)
2) Pola
urutan argumentasi (mana yang lebih dahulu)
3) Pola
objektivitas (satu sisi atau dua sisi)
e. Gaya
pesan ( bahasa )
Gaya
pesan menunjukkan variasi linguistic dalam penyampaian pesan dengan perulangan,
mudah mengerti, dan perbendaharaan kata (liliweri, 2007; hal.125)
1) perulangan
Perulangan
pesan adalah pengungkapan suatu pesan berkali-kali dalam satuan waktu untuk
mengesankan kepada audiens bahwa apa yang disampaikan sangat penting.
2) mudah
dimengerti
Suatu
pesan yang baik adalah pesan yang menggunakan pilihan kata yang mudah
dimengerti, atau jangan menimbulkan tafsir ganda.
3) perbendaharaan
kata
Yang
dimaksudkan dengan perberdaharaan kata adalah kata-kata yang lazim digunakan
oleh audiens sehari-hari.
f. Daya
tarik pesan
Yang
dimaksudkan dengan daya tarik pesan (message appeals) mengacu pada
motif-motif psikologis yang dikandung pesan, yakni rasional-emosional, fear
appeals (gaya tarik ketakutan), dan reward appeals (daya
tarik ganjaran).
Daftar
pustaka
Notoadmodjo, soekidjo. (2005) . Promosi kesehatan : teori dan aplikasi . Jakarta : rineka cipta
Liliweri, a. (2008). Dasar-dasar
komunikasi kesehatan. Pustaka pelajar. Yogyakarta
0 komentar:
Post a Comment