Kuliah dan mengikuti organisasi
merupakan dua hal yang berbeda, namun sinkron jika dijalankan. Sebagai
mahasiswi semester 3 di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala, tidak ada
salahnya saya mengikuti berbagai kegiatan di luar belajar formal untuk menambah
pengalaman.
Awal menjadi mahasiswi, saya masih
berpikir untuk pindah jurusan. Masih terniat di benak saya untuk masuk di
jurusan informatika. Bagaimanapun, menjadi seorang perawat bukanlah cita-cita
saya. Sejak dulu, menjadi programmer adalah satu-satunya yang saya inginkan.
Sebagai mahasiswi baru, banyak hal wajib
yang harus saya jalani. Salah satunya mengikuti kegiatan AKMK (Aksi Kemanusiaan
Mahasiswa Kedokteran) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Kedokteran. Kegiatan ini merupakan bakti social yang dilakukan oleh
mahasiswa/I kesehatan Unsyiah. Pada moment ini, hati saya belum tersentuh untuk
melihat bagaimana fenomena yang terjadi di masyarakat. Banyak kegiatan yang
saya lakukan tapi saya belum dapat menilai esensinya. Ketika acara bakti social
sudah selesai, pengalaman baru yang saya dapatkan belum membuat saya yakin
berada di jalan ini.
Akhir semester satu, Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Keperawatan (Setelah Program Studi Ilmu Keperawatan berpisah dari Fakultas Kedokteran) mengadakan bakti social dengan nama GEMPAR
(Gerakan Mahasiswa Fakultas Keperawatan) di Kabupaten Bireun, tepatnya di
daerah Juli. Acara bakti social ini sedikit banyaknya membuka mata hati saya
tentang betapa mulianya profesi perawat ini. Saat pengobatan masal, saya melihat
bagaimana pasien lansia dengan luka diabetes yang parah rela menunggu
gilirannya untuk dilayani. Saya melihat bagaimana seorang kakek yang
sudah tak mampu berjalan bahkan meminta kami jemput dari rumahnya hanya untuk
mengikuti program pengobatan masal tersebut.
Banyak hal yang terjadi hari itu.
Bagaimana saya, mahasiswi semester satu yang baru belajar mengukur tanda-tanda
vital ikut andil pada kegiatan tersebut. Selalu tersenyum walau lelah, karena
para pasien menanti uluran kasih dari perawat yang lembut, bukan dengan cara
kasar, apalagi sampai membentak mereka.
Ketika kegiatan homevisit dilakukan, kita akan jauh lebih bersyukur dengan keadaan
kita dibanding keadaan saudara kita yang kurang beruntung. Saat kita percaya
bahwa kebaikan hati dapat merubah banyak hal, memang banyak hal terubah.
Persepsi masyarakat yang selalu memikirkan perawat itu kasar, sedikit demi
sedikit dapat terubah jika kami melakukan proses pelayanan dengan sepenuh hati,
bukan dengan terpaksa. Inner Beauty yang
dipancarkan oleh wanita sejati jauh lebih baik dari pada kecantikan wajah itu
sendiri. Jangan pernah menyerah untuk berjuang.
0 komentar:
Post a Comment