yauda lah, niat aku dan rahmad dari awal memang untuk meramaikan, bukan untuk menang..
inilah puisi yg gak menang itu, temanya kalau gak salah tentang kebudayaan yang hilang gitu (tema baru diberi tahu saat lomba berlangsung)
Masa Kini dalam Balutan Zaman
Kelokan malam membawa sejumput keindahan yang kian
lenyap
Langkah kaki kuda putih terdengar nyaring dalam
lorong-lorong bisu
Saat itu sang surya telah habis berpendar dalam
temaram
Tari-tarian yang diiringi lonceng kastil pun mulai
tak terarah, bergerak tanpa aba-aba seolah meneriakkan sesuatu yang ingin
keluar
Seperti seonggok arang kering yang butuh api agar
berasap
Kebiasaan yang tertanam lama mulai terkikis
Seumpama oase tanpa hujan mengucur, ia kekeringan
Bahkan ornamen-ornamen menyanyikan lagu sendu dalam
gubahannya
Ia berdebu, terganti dengan wajah-wajah westernisasi
yang nyata
Dari ujung, tercium bubuk-bubuk mesiu yang
merongrong waktu
Seolah meledakkan jembatan penghubung antara masa
lampau dan kini
Semakin menyudutkan keberadaan tatanan masyarakat
timur yang kian terhempas dalam balutan jubah globalisasi
Malam itu, satu kesaksian muncul, beginilah roda
zaman yang terlindas modernisasi
Mati, tak peduli, tanpa strukturisasi yang
terbungkus dalam topeng kefanaan bersama gelap yang berbayang
Hanya tinggal jelaga gersang yang menunggu
penyepuhnya
Ia tertidur dalam harap anak bangsa untuk
memurnikannya
Membawanya kembali sebagai wujud modalitas yang
tereinkarnasi
0 komentar:
Post a Comment